Pada bulan Dzulhijjah seluruh umat muslim akan merayakan hari raya besar yaitu hari raya Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah. Ketika bertemu dengan momentum Idul Adha, tentunya tidak terlepas dari kisah nabi Ibrahim dan Ismail. Kisah dua nabi ini dan ketaatannya kepada Allah lah yang membuat umat muslim sampai akhir ini bisa merayakan hari raya Idul Adha. Tentunya keteguhan iman keduanya patut kita teladani sampai hari ini.
Bermula dari mimpi Nabi Ibrahim yang mendapat perintah dari Allah untuk menyembelih Nabi Ismail. Nabi Ibrahim merasakan kesedihan karena beliau sudah lama menantikan kehadiran seorang anak. Namun ketika sudah memiliki anak, Allah memberi perintah untuk menyembelihnya.
Nabi Ibrahim tidak menut-nutupi apa yang menimpa dirinya. Beliau menceritakan semuanya kepada Nabi Ismail, tanpa kurang sedikitpun. Nabi Ibrahim juga tentu ingin mendengarkan pendapat anaknya. Jawaban Nabi Ismail kepada Nabi Ibrahim membuatnya terkejut, bahwa ia setuju dengan mimpi itu. Nabi Ismail percaya jika itu datang dari Allah dan merupakan perintah Allah, maka akan ada kebaikan di dalamnya dan tentu harus dilaksanakan dengan penuh ketaataan dan keimanan.
mendengar jawaban anaknya, akhirnya Nabi Ibrahim juga setuju, hingga suatu hari, Nabi Ibrahim mengajak Nabi Ismail pergi ke sebuah tempat untuk melaksanakan misi dari Allah tersebut.
Dalam perjalannya, banyak sekali godaan dan bisikan setan agar Nabi Ibrahim dan Ismail tidak melaksanakan perintah Allah tersebut, namun karena keimananya yang kuat, sampailah mereka pada tempat yang dituju. Nabi Ismail dibaringkan dan ditutup matanya dengan posisi siap untuk disembelih. Ketika hendak disembelih, malaikat Jibril datang dan seketika mengganti Nabi Ismail dengan seekor kambing, kemudian memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih kambing tersebut dan dagingnya dibagikan kepada seluruh fakir miskin.
Dari kisah ini kita bisa meneladani keteguhan iman Nabi Ibrahim dan Ismail dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah. Walaupun Nabi Ibrahim sudah lama menantikan kehadiran Nabi Ismail, dan sebagai ayah tentu sangat menyayangi anaknya, namun jika itu sudah perintah dari Allah, maka keduanya sepakat untuk melaksanakan perintah tersebut. Bahkan kebaikan yang ada dibaliknya ternyata begitu besar dan dampaknya bisa kita rasakan sampai sekarang. Sahabat, sebagai umat muslim, yuk kita belajar dari keteguhan iman Nabi Ibrahim dan Ismail dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT.